Mantan Karyawan Ungkap Praktik Curang Agen Perjalanan Will in Tour And Travel

Depok – Dimas Aji Pangestu, mantan karyawan agen perjalanan Will in Tour And Travel, buka suara mengenai praktik yang tidak jujur di agen perjalanan tersebut. Dimas yang mengurusi acara perpisahan SMK Lingga Kencana Depok mengungkapkan bahwa agen perjalanan ini telah beroperasi sejak April 2023 dan baru mendapatkan perizinan empat bulan setelahnya.

Dimas menceritakan pengalamannya selama bekerja di agen perjalanan tersebut. “Selama bekerja, saya menawarkan bus-bus dengan spesifikasi ideal dan umur armada yang masih cukup muda,” ujarnya. Namun, Dimas merasa kecewa karena pemilik agen perjalanan mulai memilih kendaraan yang kurang layak jalan demi harga yang lebih murah. “Saya resign itu bulan Agustus 2023, ketika mulai ada unit murah dan saya tidak tahu realitanya seperti apa,” tambahnya.

Awalnya, Dimas dan pemilik agen perjalanan selalu menggunakan kendaraan yang layak pakai. Namun, seiring waktu, semua armada mulai digunakan tanpa memperhatikan kondisi kendaraan. “Jadi, ke manapun keberangkatannya kita selalu pakai bus A. Makin ke sini makin ke sini jadi gado-gado, semua mobil dipakai,” ungkapnya.

Dimas menduga bahwa harga murah menjadi alasan pemilik agen perjalanan, Mantri, memilih kendaraan yang kurang layak jalan. Ia juga menyoroti pentingnya memeriksa spesifikasi surat-surat bus melalui aplikasi Spion6 untuk memastikan kelengkapan dokumen kendaraan. “Kalau bus itu tidak terdaftar, berarti ini mobil bisa dikatakan tidak ada surat menyuratnya,” jelas Dimas.

Ketidakjujuran pemilik agen perjalanan membuat Dimas memutuskan untuk mengundurkan diri pada Agustus 2023. “Setelah mengundurkan diri, saya tidak tahu perkembangan agen perjalanan ini sampai saat ini dan tidak pernah berkomunikasi lagi,” katanya.

Dimas juga menjelaskan bahwa biasanya agen perjalanan akan terlebih dahulu mengajukan proposal kepada sekolah untuk bekerja sama. “Travel ini biasanya atas izin kepala sekolah, lalu mengetahui komite setelah oke melakukan pembayaran. Nanti kita datang ke sekolah untuk presentasi ke mana destinasi tujuan kita dan bus yang akan digunakan,” ujarnya.

Sebelumnya, bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Ciater, Kabupaten Subang, pada Sabtu, 11 Mei 2024. Insiden tragis ini mengakibatkan 11 orang tewas, terdiri dari sembilan siswa, satu guru, dan satu pengendara motor.

Kepala Sekolah SMK Lingga Kencana Depok, Sarojih, mengaku telah menggunakan jasa agen Will in Tour And Travel untuk mengurusi perjalanan perpisahan sekolah. “Kami sudah menggunakan agen travel yang sama untuk acara perpisahan SMK Lingga Kencana Depok,” ujarnya.

Peristiwa kecelakaan ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan menjadi sorotan mengenai pentingnya memastikan kelayakan kendaraan dalam perjalanan wisata. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap seluruh fakta terkait insiden ini dan memastikan tidak terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. (Jefri Candra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *