Bekasi – Calon Bupati Bekasi, BN Holik, menyoroti masih tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di wilayah yang dikenal sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri terbesar di Indonesia.
Menurutnya, meski industri di Kabupaten Bekasi berkembang pesat dan menarik pekerja dari berbagai daerah hingga luar negeri, warga lokal justru banyak yang hanya menjadi penonton di wilayahnya sendiri.
“Sebagian masyarakat Bekasi hanya menjadi penonton, sementara pekerja asing cukup banyak yang mengais rezeki di sini. Ketimpangan sosial yang tinggi inilah yang harus kita atasi bersama. Jika terpilih sebagai Bupati, saya akan mengajak semua pelaku industri untuk membangun Bekasi menjadi lebih baik,” ujar BN Holik dalam debat Pilkada Kabupaten Bekasi, Minggu (03/11/2024).
Selain ketimpangan sosial, BN Holik juga menyoroti ketidakseimbangan pendapatan pajak antara Kabupaten Bekasi dan Jakarta. Menurutnya, sebagian besar kantor pusat perusahaan yang beroperasi di Bekasi berada di Jakarta, sehingga pajaknya juga masuk ke DKI Jakarta.
Dengan perubahan status Jakarta menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dalam beberapa tahun mendatang, Holik menilai perlu ada kajian ulang untuk mendapatkan porsi yang lebih adil bagi Kabupaten Bekasi.
“Pemerintah berikutnya harus mengambil langkah untuk memastikan pajak industri di Bekasi lebih banyak dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat lokal,” tegasnya.
Meski begitu, BN Holik mengapresiasi kontribusi industri yang sudah memberikan manfaat melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Ia berharap program CSR ini bisa terus ditingkatkan untuk mendukung pembangunan di berbagai sektor seperti pendidikan dan kesehatan.
“Bagi perusahaan yang belum menyalurkan CSR, saya mengajak untuk bersama-sama membangun Bekasi yang lebih maju,” katanya.
Pasangan BN Holik-Faizal memperkenalkan program unggulan Kartu Bekasi Maju, yang bertujuan memberikan akses pendidikan gratis kepada masyarakat tidak mampu.
Dengan kartu ini, keluarga yang memenuhi syarat dapat mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah, baik negeri maupun swasta, tanpa biaya.
“Kami ingin memastikan tidak ada lagi anak usia sekolah di Kabupaten Bekasi yang putus sekolah karena kendala biaya,” tegas BN Holik saat bertemu relawan dan simpatisan di Bunker Café, Java Palace Hotel, Jababeka, Rabu (30/10/2024)
Selain itu, pasangan ini juga menjanjikan tambahan biaya operasional sekolah (BOS) sebesar Rp500.000 per bulan untuk guru. Diharapkan, langkah ini dapat memotivasi para guru untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan.
Program Grecep Bekasi Cerdas juga mencakup rencana pembangunan ruang kelas baru, unit sekolah baru, sarana olahraga, serta memperbanyak zona aman sekolah di tingkat SD dan SMP.
BN Holik menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan sekolah melalui Komite Sekolah yang lebih kuat sebagai upaya kontrol terhadap perkembangan pendidikan di Bekasi.
“Kami akan memberdayakan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Dengan kolaborasi yang baik, pendidikan di Bekasi akan semakin maju,” pungkasnya. (Prasetyo)