Subang – Sadira, sopir bus yang terlibat dalam kecelakaan maut di Subang, memberikan kesaksian mengguncangkan tentang peristiwa tragis itu.
Dalam wawancara eksklusif dengan KompasTV di RSUD Subang, Sadira mengungkapkan bahwa kendaraannya mengalami rem blong yang tak terduga, memaksa dirinya untuk mengambil keputusan berani memutar setir.
Kecelakaan yang mengakibatkan 11 korban jiwa, termasuk 10 pelajar SMK Lingga Kencana Depok dan satu warga setempat, terjadi di jalan raya Desa Palasari, Kabupaten Subang.
Menurut Sadira, kecelakaan terjadi saat rombongan pelajar dalam perjalanan pulang ke Depok setelah mengunjungi daerah wisata.
“Angin rem tiba-tiba habis,” ujar Sadira, menjelaskan kondisi kendaraannya saat melintasi Perempatan Ciater.
“Pada saat itu lah saya sudah hilang kendali utk mencari penyelamat.”
Sadira menyatakan bahwa saat itu, pikirannya langsung menuju kepada keselamatan penumpang dan kendaraan di sekitarnya.
Dengan situasi yang kritis, ia memutuskan untuk banting setir demi menghindari kecelakaan yang lebih besar.
“Saya inisiatif ngebuang (banting setir),” katanya.
“Karena di depan saya lihat ada sepeda motor sekitar lima rombongan, saya klakson tidak mau minggir.”
Sebagai sopir dengan pengalaman panjang sejak tahun 1996, Sadira mengakui bahwa rem bus sebelumnya tidak menunjukkan masalah saat melintas di lokasi lain. Namun, ia mencatat adanya perasaan aneh pada rem bus sebelum kecelakaan.
“Saya mengaku rem tidak bermasalah ketika melintas di Tangkuban Perahu dan Alun-Alun Bandung,” ungkapnya.
“Namun, rem bus sempat terasa ‘dalam’ hingga memanggil montir saat rombongan beristirahat di Rest Area CM7.” tambahnya.
Kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan, bus Trans Putera Fajar bernopol AD 7524 OG, baru dioperasikan oleh Sadira saat membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok.
Meskipun demikian, ia belum dapat menentukan penyebab pasti dari rem blong yang mengakibatkan tragedi maut tersebut.
Sementara itu, pihak kepolisian tengah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.
Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Permana, menegaskan bahwa kesaksian dari Sadira akan menjadi bagian dari penyelidikan tersebut.
“Keterangan dari sopir akan menjadi salah satu fokus dalam penyelidikan kecelakaan ini,” kata AKBP Ariek.
“Namun, kita akan memeriksa saksi-saksi dari berbagai sudut pandang untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang penyebab kecelakaan.” tambahnya.
Dalam tragedi yang mengguncangkan masyarakat tersebut, upaya penyelidikan yang teliti sangat diperlukan untuk menghindari terulangnya kecelakaan serupa di masa mendatang. (Maula Ibrahim)