7 Kesalahan Orang Tua yang Dapat Menghancurkan Masa Depan Karier Anak

Jika orangtua dengan disiplin tinggi bisa membentuk anak-anak yang berprestasi, maka terdapat pula kesalahan orangtua yang berakibat sebaliknya.

Sebagai orang tua, Bunda pastinya menginginkan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak. Namun, tahukah Bunda bahwa ada kesalahan orang tua yang justru berdampak menghancurkan karier sang anak di masa depan.

Padahal, tidak jarang orangtua berkorban apa saja untuk membuat anak-anaknya sukses di masa depan. Berbagai cara rela ditempuh agar anak dapat sukses saat dewasa.

Mengutip dari Inc Com, untuk membesarkan anak-anak berprestasi tertinggi tentu membutuhkan niat, kedisiplinan, dan usaha yang rajin. Inilah yang menurut para peneliti dilakukan secara berbeda oleh orang tua dari anak-anak yang paling sukses.

Jika orangtua dengan disiplin tinggi bisa membentuk anak-anak yang berprestasi, maka terdapat pula kesalahan orangtua yang berakibat sebaliknya. Alih-alih anak menjadi sukses, justru kesalahan ini berakibat fatal pada kehancuran masa depan karier mereka. Apa saja? Yuk simak sampai selesai, Bunda.

7 Kesalahan orangtua yang berdampak buruk pada anak

Melansir dari Forbes dan Timesofindia, berikut adalah kesalahan orangtua yang berpotensi menghancurkan masa depan anak:

1. Tidak pernah mengungkapkan perasaan cinta

Cinta adalah perasaan yang harus diungkapkan. Bahkan tidak cukup disampaikan, cinta juga harus dibuktikan. Begitu pula kepada anak. Orangtua dianjurkan untuk bisa menunjukkannya sehingga memenuhi kebutuhan psikis Si Kecil dengan penuh rasa nyaman, diterima dan mendapat apresiasi dari orang tuanya.

Apabila kebutuhan mendasar ini tidak terpenuhi, Si Kecil bisa merasa tidak diterima, kesepian dan tidak mendapat perlindungan sesuai kebutuhannya.

2. Mengontrol keputusan dan pilihan hidup mereka

Bunda harus bisa memberi ruang bagi anak-anak untuk memutuskan pilihan hidup mereka. Tapi tetap, sebagai orangtua tetap berkewajiban mengarahkan atau memberi pertimbangan tertentu atas pilihan hidup mereka. Namun, jika mereka memutuskan di luar pilihan yang Bunda berikan, Bunda bisa mengajarkan agar mereka bisa bertanggungjawab atas pilihan mereka sendiri.

3. Membuat semuanya lebih mudah

Bisa dipahami jika Bunda ingin memfasilitasi semua keinginan anak agar dia tidak mengalami kesulitan. Namun Bunda perlu berhati-hati agar hal tersebut tidak menjebaknya pada kemudahan hidup yang minim usaha.

Jika Si Kecil biasa mendapatkan segalanya dengan mudah, sangat besar kemungkinan ia akan menjadi pribadi yang mudah menyerah, atau justru menjadi pemaksa keinginan yang harus selalu dituruti.

4. Memiliki harapan yang tidak realistis

Kadang, orangtua lupa bahwa menanamkan harapan yang terlalu tinggi untuk anak-anak justru akan membebani mereka. Setiap anak berbeda dan memiliki potensi yang berbeda.

Menetapkan ekspektasi yang tidak realistis hanya akan menekan anak untuk lebih banyak bekerja dan tidak menikmati masa-masa bermain mereka. Anak perlu istirahat juga dan jika orangtua terus mendorong mereka terlalu banyak, mereka tidak akan memiliki masa kanak-kanak yang mereka butuhkan. Ini juga dapat mempengaruhi masa depan mereka juga.

5. Mengeluh tentang pekerjaan

Ketika Bunda mengeluhkan pekerjaan sebagai hal menyakitkan. Melampiaskan tentang pekerjaan adalah bagian dari kehidupan, tetapi terus-menerus mengungkapkan rasa frustrasi hanya akan menyampaikan pesan bahwa pekerjaan adalah kejahatan yang perlu ditoleransi, bukan dinikmati.

Tekankan bahwa pertumbuhan dan penghargaan yang menggembirakan bisa datang dari tantangan pekerjaan. Tentu saja ini penting untuk anak-anak agar semakin besar memahami bahwa pekerjaan memang melelahkan, membuat stress. Namun tetap lebih baik bekerja daripada hidup bermanja-manja.

6. Selalu mengutamakan keselamatan daripada mengambil risiko

Tidak banyak orang yang siap dengan risiko. Sehingga selalu memilih jalan aman. Namun, menanggung risiko juga penting untuk melatih rasa tanggungjawab pada anak.

Forbes dalam sebuah ulasannya menyebut, pengambilan risiko bisa bermanfaat. Mengambil tugas yang sulit, tanpa jaminan keberhasilan, membangun ketahanan dan harga diri.

Membantu anak-anak mengidentifikasi peluang untuk keluar dari zona nyaman mereka dan berisiko gagal adalah cara yang bagus untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja baru yang menuntut inovasi terus-menerus dan perubahan proaktif,” ujar penulis, pengusaha, dan pembicara, Seth Godin.

7. Mengarahkan mereka terlalu cepat

Masa kanak-kanak adalah waktu untuk menjadi penasaran dan sangat imajinatif, dan untuk mengeksplorasi banyak aktivitas berbeda.

Terlalu banyak berfokus pada minat pertama anak untuk sesuatu yang mereka tunjukkan sejak dini, dapat mencegah mereka mengekslorasi  minat lain dan terbatas mempelajari hal-hal baru.

Memberi mereka waktu untuk bereksperimen dan mencoba pengalaman baru akan membantu mereka memperluas perspektif dan mengidentifikasi minat mereka yang sebenarnya. Ini juga membantu mereka menjadi lebih berpengetahuan luas dan mudah beradaptasi.

Perlu Bunda ingat, bahwa salah satu bentuk hubungan paling murni adalah antara orang tua dan anak. Sementara orang tua membantu membuka jalan yang benar untuk anaknya, mereka juga memastikan bahwa anak mereka cukup efisien untuk meraih semua peluang yang datang kepada mereka. Namun, dalam melakukannya, penting untuk mewaspadai semua kesalahan pengasuhan yang bisa saja terjadi, yang dapat berdampak negatif pada masa depan anak dengan berbagai cara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *