Bekasi – Munculnya bacaleg muda akan memberi warna tersendiri pada persaingan pesta demokrasi di Pemilu 2024 mendatang. Namun bila salah langkah, para caleg muda ini bisa menjadi batu sandungan bagi partai politik (parpol) pengusungnya.
Pakar Politik UNS Agus Riwanto menilai, munculnya bacaleg ini karena parpol mengikuti trend bonus demografi.
Dia menilai ini seperti jadi sebuah jembatan parpol untuk mengenalkan dunia politik kepada anak muda yang fresh idenya. Langkah ini dilakukan karena pada pemilu sebelumnya, masih banyak anak muda yang antipati kepada politik apalagi sampai terjun di dunia politik secara langsung.
“Saya lihat saat ini malah mulai banyak anak muda yang mau terjun ke politik aktif. Ini melihat banyak daerah yang dipimpin para anak muda, sehingga muncul keinginan dari anak muda lain untuk mengikuti jejaknya. Anak muda mulai dipercaya para senior dunia politik untuk terjun ke politik aktif,” urai Agus.
Agus menilai bila pemilihan masih bersifat terbuka, dimana para caleg harus mencari suara sebanyak-banyaknya, tentu ini akan menjadi tantangan bagi para caleg muda. Sebab dari sisi pengalaman berpolitik, sudah pasti mereka kalah telak dari para seniornya.
“Sehingga ini bisa menjadi boomerang. Karena masyarakat yang menilai, layak atau tidaknya mereka menjadi anggota legislatif. Karena mereka (caleg muda) nantinya akan dipercaya sebagai wakil masyarakat,” tutur Agus.
Popularitas individu sejatinya jadi kunci yang harus dimiliki, tanpa bekal ini mereka bisa jadi hanya jadi beban parpol nantinya.
Hal penting lainnya juga harus ditunjang ekonomi politik yang kuat. Sebab sudah menjadi rahasia umum, biaya kampanye itu tidak murah. Belum ditambah biaya lainnya. “Ini menjadi fondasi mereka, kalau tidak kuat, pasti akan kalah.” pungkas Agus.
(Nanda Kharisma)