Daftar Startup PHK dan Tutup di Indonesia, Terus Bertambah

Peneliti Institute for Development of Economic Studies (Indef) Nailul Huda mengatakan, salah satu faktor berlanjutnya startup PHK atau tutup yakni kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang sangat agresif dalam setahun terakhir.

Jakarta – Startup PHK atau melakukan pemutusan hubungan kerja dan tutup di Indonesia terus bertambah awal tahun ini. Ekonom dan petinggi perusahaan modal ventura mengungkapkan faktor-faktornya.

Yang terbaru, startup PHK yakni Fazz Financial, Bibit, dan Zenius. Sedangkan RateS menutup semua gudang hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Juru bicara Fazz Financial menyampaikan, PHK dilakukan setelah memangkas biaya operasional dan infrastruktur, termasuk memotong gaji sukarela para pendiri dan tim eksekutif senior.

“Keputusan ini dibuat setelah mempelajari semua langkah pemotongan biaya lainnya,” kata juru bicara Fazz dikutip dari Tech In Asia, akhir pekan lalu.

Berikut startup yang melakukan PHK di Indonesia sejak awal tahun:

  1. Xendit
  2. Carsome
  3. Shopee Indonesia
  4. Grab
  5. Tokocrypto
  6. MPL
  7. Lummo
  8. Tanihub
  9. Mamikos (belum ada konfirmasi)
  10. Zenius (tiga kali PHK sejak 2022 hingga 2023)
  11. JD.ID (Mei dan Desember 30% atau 200 orang)
  12. Line
  13. Beres.id
  14. Pahamify
  15. LinkAja
  16. SiCepat
  17. Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
  18. Bananas
  19. Ruangguru
  20. GoTo 12% atau 1.300 orang
  21. KoinWorks
  22. Ajaib
  23. OYO 10% dari total atau 250 orang
  24. Sayurbox 5%
  25. Ula 23% atau 134 orang
  26. Sirclo 8% karyawan
  27. Glints 18%
  28. Shipper 8% atau 65 orang
  29. Bibit
  30. Fazz Financial

Lalu, daftar startup tutup layanan di Indonesia sejak ada pandemi corona yaitu:

  1. Hooq
  2. Beres.id
  3. Gojek
  4. Brambang
  5. Mobile Premier League (MPL)
  6. Sayurbox
  7. Tanihub
  8. Trafi
  9. Blocknom
  10. HappyFresh
  11. Traveloka
  12. Bananas
  13. Elevenia
  14. JD.ID
  15. RateS (tutup gudang sementara)

Peneliti Institute for Development of Economic Studies (Indef) Nailul Huda mengatakan, salah satu faktor berlanjutnya startup PHK atau tutup yakni kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang sangat agresif dalam setahun terakhir.

“Kenaikan suku bunga itu membuat investasi menurun, salah satunya ke sektor digital,” kata Nailul kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu (3/3).

Terlebih lagi, porsi investor asing dalam investasi digital secara nasional 80%. Alhasil, kenaikan suku bunga acuan AS sangat berpengaruh terhadap investasi ke startup Indonesia.

“Mereka (startup) harus bertahan dengan melakukan efisiensi, salah satunya melalui PHK,” ujar Nailul. “Belum lagi bank sentral AS the Fed nampaknya enggan menghentikan kenaikan suku bunga acuan.”

Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro pun menilai, PHK karyawan menjadi salah satu pilihan bagi startup untuk bertahan. “Startup harus melakukan efisiensi,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (3/3).

Menurutnya, kebijakan PHK diambil bisa dipengaruhi beberapa faktor seperti:

  1. Ekonomi makro
  2. Kurang bisa manage cash flow
  3. Kalah bersaing

(Nanda Kharisma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *