Bekasi – Berawal dari sebuah istilah untuk mendefinisikan kebanyakan style dari orang-orang yang tinggal di pusat Kota New York, fesyen ‘Downtown’ kini jadi sebuah diksi baru yang lagi nge-trend di media sosial.
Banyak dipercaya sebagai bentuk persilangan antara istilah ‘rockstar girlfriend’ dengan estetika grunge dan coquette, ‘Downtown’ secara singkat menggambarkan dominasi cewek NYC yang cenderung berbelanja di Urban Outfitters, H&M, dan Brandy Melville.
Selain itu, ‘Downtown’ juga sering dikaitkan sebagai kontradiktif dari fashion ‘Uptown’ yang dianggap lebih rapi dan klasik.
Meski diawali sama title ‘Downton Girl’, kini cowok-cowok mulai mendominasi tren ini dengan menamai diri mereka sebagai ‘Downtown Boy’.
Tapi, lo tau nggak sih apa itu fashion Downtown?
Dikutip dari situs resmi Distractify, aliran fashion ‘Downtown’ sederhananya merujuk pada romantisasi kehidupan di New York City.
Essential New York menyatakan bahwa area tersebut menggambarkan beberapa titik, diantaranya sebelah utara 14th Street, sebelah barat Sungai Hudson, bagian timur East River, serta bagian selatan dekat New York Harbor.
Secara teknis, lokasi yang dimaksud adalah area Lower Manhattan, termasuk Alphabet City, Greenwich Village, NoHo, Bowery, SoHo, Lower East Side, Chinatown, TriBeCa, Five Points, West Village, East Village, dan masih banyak lagi.
Berbeda sama gaya ‘Uptown’ yang biasanya diserasikan oleh brand designer terkenal, ‘Downtown’ lebih funky serta bergantung sama kreativitas dan kemampuan pemakainya buat memadukan barang-barang vintage hasil thrifting, maupun items resale serta reconfigured.
Dilansir dari The New York Times, fashion ‘Downtown’ kebanyakan menampilkan pakaian berwarna hitam, dengan setelan yang sengaja dibuat nggak serasi.
In The Know by Yahoo! juga bilang hal serupa, dan menyatakan bahwa estetika ‘Downtown’ adalah gaya grungy fashion yang menampilkan pakaian kasual dalam warna-warna moody seperti hitam, abu-abu, dan earth tones.
Melansir dari Distractify, fashion ini biasanya meliputi sweater, Converse, oversized headphones, Doc Martens, messy hair, vests, kaos band, sepatu platform, layered jewelry, baggy pants, dan terkadang skinny jeans.
Beberapa karakter fiksi cukup mempengaruhi culture dalam fashion ‘Downtown’, diantaranya Rory Gilmore dalam Gilmore Girls, Bella Swan dan Alice Cullen dalam Twilight, Serena van der Woodsen dalam Gossip Girl, serta Elena Gilbert dalam The Vampire Diaries.
Di samping itu, penyanyi dan beberapa band populer seperti Lana Del Rey, Nirvana, Mitski, dan Harry Styles, turut jadi icon inspirasi dalam gaya ini.
Sejauh ini, fashion ‘Downtown’ nggak hanya merepresentasikan style orang-orang di pusat New York City, melainkan udah menjalar ke mana-mana dan jadi sebuah tren populer di kalangan Gen Z.
Selain itu, ‘Downtown’ juga kini mulai banyak dimodifikasi dan jadi sebuah fashion ‘unisex’ yang dianggap keren dan stylist.
Jadi, lo tertarik sama fashion ini nggak sob?
(Jefri Candra)