SEBAGIAN besar wilayah d kota Bekasi mengalami kebanjiran. Begitupula dengan walikota yang kebanjiran anggaran makanan dan minuman sebesar 3,3 Miliar.
Ditengah-tengah cemasnya warga kota Bekasi akan bencana banjir, Pemkot Bekasi malah sibuk menganggarkan untuk makanan dan minuman walikota, wakil walikota dan sekretaris daerah (SekDa) sebesar 3,3 Miliar. Proyek tersebut menggunakan APBD Kota Bekasi tahun anggaran 2020, yang kemudian di menangkan oleh PT. Cakra Wredhi Pratama dengan anggaran terkoreksi sebesar Rp2.915.910.000,00, yang beralamat di bambu kuning, Kel. Bambu Apus, Jakarta Timur.
Lembaga Kaki Publik menilai, besarnya anggaran menggunakan uang rakyat untuk membeli makanan dan minuman tersebut jelas menyakiti hati warga kota Bekasi yang masih menyisakan masalah akibat banjir pada awal tahun 2020, dan kini sedang cemas akan datangnya bencana banjir, karena minimnya tindakan Pemkot Bekasi dalam penanggulangan dan antisipasi bencana banjir yang mengancam.
“Bahwa kebijakan pengelolaan anggaran harusnya berpihak pada rakyat, bukan hanya untuk mengenyangkan perut pribadi penguasa daerah,” kata Wahyudin, Koord. Investigasi Lembaga Kaki Publik
Anehnya, DPRD Kota Bekasi diam saja, bahkan menyetujui besaran tersebut. Terlebih lagi, kota Bekasi menjadi wilayah rentan bencana banjir, seharusnya semua pejabat di Kota Bekasi memikirkan bagaimana pengelolaan anggaran harus dapat membenahi dan mengantisipasi bencana banjir di musim hujan seperti sekarang ini, bukan malah memikirkan perut sendiri.
“Melihat anggaran proyek untuk membeli bahan baku pasien yang hanya sebesar Rp3,1 Miliar, lebih kecil dibandingkan dengan biaya makanan dan minuman untuk Walikota, Wakil Walikota, dan Sekretaris Daerah,” tegasnya (red)