Warga Perum BCM Resah Kebanjiran Terus, Salah Siapa ini?

PENGHUNI kompleks Perumahan Bumi Cikarang Makmur (BCM), yang berlokasi di Desa Sukadami, Cikarang Selatan mulai resah lantaran hunian tempat tinggalnya sering di landa banjir. Banjir di duga disebabkan karena tidak adanya drainase pembuangan air yang maksimal ke tempat lain.

Perumahan BCM yang di bangun oleh pengembang perumahan bernama PT Usaha Bumi Makmur, di duga tidak membuat saluran drainase bagi jalan air di kawasan perumahan.

“Kawasan Perumahan disini yang paling parah terkena dampaknya jika sudah banjir,” kata Kepala rukun tetangga 012/014, Sucipto kepada NewsBekasi.Id, Senin (26/11)

Sucipto memberi contoh, keadaan banjir  seperti di terjang tsunami kecil yang tumpah di jalan. Air merendam jalan utama setinggi betis orang dewasa, sehingga tampak seperti sungai. Banjir juga membuat kendaraan yang melintas di jalan utama dan belakang perumahan ikut terendam.

“Lorong gang, yang berada di RW 014 blok D, juga ikutanterendam. Beberapa tempat sampah dan lainnya bahkan terseret banjir,” katanya.

Selain jalan utama dan blok D, banjir juga turut merendam jalan di blok F dan lainnya dengan ketinggian air hingga sebetis orang dewasa. Menurutnya, banjir mengalir cepat dan semua drainase tertutup dan menyebabkan air meluap lantaran tak tertampung lagi.

“Hampir semua saluran drainase perumahan tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga terjadi banjir,” katanya

Sucipto, menuding pihak pengembang perumahan seakan tidak memperdulikan nasib para penghuninya. hal ini terbukti dengan hasil pengamatan dimana air yang mengalir dari perbatasan Kampung Ciantra, tidak adanya saluran selokan atau kali kecil di pinggir perumahan BCM, seperti kali di blok F yang berbatasan langsung dengan perumahan BIP,” lanjutnya

Seharusnya selokan itu dibangun, tetapi itu pun buatan warga sendiri dengan cara gotong royong. dan kondisi selokan itu juga sudah dangkal di karenakan longsoran dari atas tanah kampung Ciantra. Jika di evaluasi mundur, hal ini terjadi karena perencanaan pembangunan yang tidak memperhatikan amdal lingkungan yang di buat pengembang (developer-red).

Sucipto juga menegaskan, bahwa ia tidak menyalahkan kiriman air hujan dari Blok lain atau pun kampung atas (Ciantra), akan tetapi lebih kepada persiapan pengembang yang dalam hal ini adalah, fasilitas drainase yang menghubungkan perbatasan Perumahan dan Kampung atas.

Hal senada juga di ungkap Rudi, salah satu warga perumahan BCM yang merasa kurang nyaman atas fasilitas yang di berikan pihak pengembang kepada dirinya.

“Jelas ini tidak nyaman sekali, sekarang hanya sebetis orang dewasa, mungkin kedepannya sudah perut orang dewasa. Apa lagi rencana adanya pembangunan unit baru lagi di area sawah yang selama ini jadi penampungan dan resapan air antara blok C dan D. kalau itu terjadi jelas sudah rumah saya akan banjir setiap hujan kecil atau pun besar, bisa jadi ketinggian sebatas perut juga akan terjadi,” tutupnya dengan nada kesal. (dej)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *