PASCA ditetapkannya Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin oleh KPK terkait kasus perijinan Meikarta, Eka Supriatmaja menjadi Plt Bupati Bekasi. Hal ini menyebabkan adanya kekosongan kursi Wakil Bupati Bekasi yang menjadi buah bibir.
Meski ada tiga nama kuat yang dicalonkan sebagai cawabup, Iip Syarif Bustomi (Golkar), Sarim (Golkar) dan Rohim Mintareja (Nasdem), membuat Wakil Ketua DPD Golkar Kabupaten Bekasi, Budiarta ikut meramaikan bursa cawabup yang rencananya akan dilakukan pemilihan pasca pilpres dan pileg 2019 mendatang.
Budiarta mengaku siap jika dirinya mencalonkan diri sebagai cawabup. Baginya, seorang wabup harus mampu berkoordinasi, berkomunikasi dan berdiskusi dengan baik kepada seluruh stake holder, lapisan masyarakat, dan media.
“Fungsi wakil itu kan memback up pimpinan. Gak bisa sembarangan orang, harus memiliki leadership dan kemampuan berkoordinasi dan komunikasi yang baik, termasuk dengan parpol,” ujarnya kepada NewsBekasi.Id, Jumat (09/10).
Budiarta mengaku siap untuk mencalonkan diri sebagai cawabup untuk membantu Eka Supria Atmaja sebagai bupati definitif nantinya. Apalagi, hubungan keduanya sangat baik dan bersinergi dalam segala bidang.
“Saya mengenal baik pak Eka, begitu juga beliau. Makanya saya juga gak ragu untuk maju sebagai cawabup,” kata Budiarta percaya diri.
Ditambahkan, dirinya juga siap menjalin komunikasi politik dengan partai pendukung untuk menjadikan dirinya sebagai wabup. Pasalnya, sebagai sesama pengurus parpol, Budiarta sudah sangat paham betul cara memikat partai pendukung.
“Saya kan wakil ketua partai Golkar, saya kenal baik juga dengan pengurus parpol pendukung. Jadi saya paham betul gimana untuk memulai dan mengajak parpol pendukung mendukung saya untuk maju. Saya juga yakin dari Golkar memberikan ruang untuk saya membantu lebih banyak lagi pak Eka sebagai bupati nantinya,” pungkasnya. (yga)