PERTAMBAKAN udang di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong disarankan beralih menggunakan sistem tambak modern. Karena selain lebih efisien, hasil panennya juga dinilai lebih maksimal.
“Kalau tradisional katanya per 2 hektare kira-kira 1,5 ton udang. Kalau menggunakan sistem modern bisa mencapai 6 ton,” kata Menteri BUMN Rini M. Soemarno, kepada NewsBekasi.Id saat meninjau kawasan perhutanan sosial Kecamatan Muaragembong, di Desa Pantai Bahagia, Selasa (17/4).
Namun untuk mendapatkan hasil maksimal tersebut, lanjut Rini, perlu diperhatikan juga sarana pendukung lainnya. Seperti saluran air yang selalu mengalir.
“Jadi dari 2 hektar ini yang jadi tambak kira-kira 8.000 meter persegi yang jadi percontohan. Dikelilingi mangrove juga dan dibuatkan selokan air. Sehingga air bisa terus diganti agar kualitasnya terjaga. Karena keasamannya harus dijaga,” ungkapnya.
Terang dia, Petambak di Muaragembong seringkali merugi karena tambaknya terendam banjir. Selain itu, limbah B3 yang mencemari Sungai Citarum juga ikut mengancam hasil tambak.
“Makanya kemarin itu kita keruk lagi. Karena sebelumnya kedalamannya hanya sekitar 50 sentimeter, sekarang sudah 3 meter. Kemudian dibuat selokan agar tambak tidak terkena banjir. Tapi memang tidak demikian di tempat lain. Makanya ini kita jadikan pilot. Kalau ini jalan maka kita lakukan di tempat lain,” jelasnya.
“Di sini seluruhnya (tambak) ada sekitar 1.000hektar. Nah target kita inginnya melakukan di seluruhnya. Tapi itu perlu kerja sama dengan Kementerian PUPR dan pihak lainnya,” lanjutnya.
Optimalisasi lahan tambak di Muaragembong ini untuk pengembangan budidaya udang intensif, polikultur dan pengembangan silvofishery. Atau, integrasi budidaya ikan dengan mangrove menggunakan metode semi intensif.
Dalam pelaksanaannya, BUMN mendukung program ini dengan cara Perhutani menyediakan area tambak dan Bank Mandiri penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani tambak. Serta Perum Perindo sebagai off taker hasil panen.
Pada kegiatan ini, Rini menebar 600 ribu benih udang jenis vanname di area tambak. Ia memprediksi tambak dengan sistem modern itu akan bisa dipanen dalan kurun waktu 100 hari ke depan.
“Pelatihan dan pendampingan bagi petani tambak juga penting dilakukan. Agar program ini terus berlangsung dan bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang,” katanya. (dej)