ISU makanan kaleng seperti sarden, makarel, yang diduga mengandung cacing yang tengah lagi viral belakang ternyata belom menjadi menjadi isu yang menarik di Kabupaten Bekasi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarty menyebutkan bahwa soal makanan kaleng yang di temukan ada cacing nya sebagaimana yang terjadi di pekan baru sampai saat ini Dinkes Kabupaten Bekasi belum mendapatkan informasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“Tetapi kewajiban Dinkes tetap memantau dan mengontrol, kawan dari farmasi juga belum ada yang turun ke lapangan,” ujarnya kepada NewsBekasi.Id, Senin (2/04/2018)
Menurut nya, soal pengechekan lapangan pihaknya (Dinkes Kab Bekasi-red) tidak bisa sendiri melainkan harus bersama sama dengan tim lain seperti kawan dari farmasi maupun Bpom. Kecuali industri rumahan yang memproduksi makanan baru dinkes bisa melakukan pemeriksaan, kalau yang sifatnya berskala besar tidak bisa dinkes saja tapi harus ada tim lain.
Sampai saat ini, beber Sri belum ada tembusan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi terkait isu ini. Kalau misalnya ada pastinya ada pres release oleh BPOM seperti yang dilakukan terhadap Abotyl, meski belum ada kejadiannya di masyarakat namun Dinkes Kabupaten Bekasi tetap mengantisipasinya.
“Dinkes tidak punya kewenangan soal pembatasan ijin edar produk yang di keluarkan suatu produsen makanan, kalau untuk pengontrolan di lapangan Dinkes punya alasan sendiri, saya kira BPOM yang lebih memahami standart dan prosedur layak atau tidaknya produk di keluarkan,” ucapnya.
Untuk melakukan uji pembuktian, tambah Sri, perlu dilakukan secara bersama dengan tim. Soal ijin penarikan edar atas suatu produk tidak bisa dilakukan sembarangan karena ada aturan, “BPOM sendiri setahu saya belum mengeluarkan ijin penarikan edar secara langsung,” ujarnya. (dej)